Category Archives: foto!

Ga Baper

photo (11)

Belajar Lagi dari Ahmad Tohari

SAM_1148

Agak sulit saya menulis cerita panjang tentang pengalaman memandu acara Author Talk tanggal 1 Juni lalu. Itu hari yang terlalu menyenangkan. Jelas saja, bisa berbincang kembali dengan Ahmad Tohari yang terkemas dalam acara sekolah yang asyik. Jadi, yang akan saya bagi di sini adalah kesan-kesan utama saja.

Saya membuka sesi Bincang Pengarang itu dengan kalimat, “Terakhir kita mengobrol seperti ini tahun 2007 ya Pak, waktu saya nulis skripsi (Sensor Atas Karya Sastra). Sekarang, bahagia sekali saya bisa membawa Bapak untuk mengobrol santai lagi, tidak hanya dengan saya, tetapi juga dengan murid-murid saya…”

Saya lalu bercerita bahwa malam sebelumnya (31/5), kami (Heny, Roys, saya) menjemput Pak Tohari di Bentara Budaya Jakarta. Kami tidak tahu bahwa malam itu ada acara Malam Jamuan Cerpen Pilihan Kompas 2015. Kami juga tidak tahu bahwa cerpen pemenangnya adalah “Anak Itu Mau Mengencingi Jakarta?” karya Ahmad Tohari. Acara belum usai, ia justru buru-buru pulang dari acara dan ikut kami pulang ke Serpong. Saya tanya, “Mengapa Pak? Padahal Bapak bintangnya malam itu.” Beliau menjawab sederhana, “Saya sudah membuat janji dengan kalian akan menuju Serpong jam 9 malam. Ya, saya harus penuhi janji saya.” Teringat piala patung Nyoman Nuarta yang terbungkus kardus di jok belakang mobil jemputan saya malam itu, saya kembali mengejar, “Lalu, seberapa penting sebuah penghargaan untuk Bapak?” Jawabnya, “Saya tidak mengejar penghargaan. Tugas saya menulis. Jika kemudian ada yang memberi penghargaan, tentu saya apresiasi.”

Sebelumnya, acara sudah dimulai dengan pementasan drama fragmen novel Ronggeng Dukuh Paruk oleh kelas 11. Saya duduk di sebelah Pak Tohari persis, jadi saya bisa lihat dia senyum, tertawa pada adegan yang lucu, dan juga saat dia dua kali mengambil tisu untuk mengusap haru di matanya.

 

SAM_1054

Setelah pentas drama itu selesai, Pak Tohari dengan sigap langsung menuju panggung dan mengajak para pemain berfoto. Lalu, dia menghampiri para pemain, menyalaminya satu persatu dengan hangat.

SAM_1121

Kembali lagi ke sesi tanya jawab. Setelah menjawab satu dua, Pak Tohari memutuskan untuk berdiri. Penonton bertepuk karenanya. Mungkin Pak Tohari merasa ucapannya akan lebih terasa jika disampaikan dengan penuh karib. Ada banyak yang dia sampaikan, beberapa tentang hal-hal yang sudah saya ketahui sebelumnya dari wawancara dulu dan beberapa literatur. Satu yang sangat saya suka hari itu, dia mengajak murid (dan juga guru atau siapapun) untuk mulai menulis. Katanya: Tulislah kisah cinta yang cengeng, tidak apa-apa… Tulislah puisi cengeng, tidak apa-apa… Yang penting kamu mulai menulis…

 

SAM_1175

Malam sebelumnya, saya bilang padanya, besok ada sesi tanda tangan. Kalau Bapak nanti lelah, mungkin cukup beberapa buku saja. Saya bisa buatkan kuis, pemenangnya boleh minta tanda tangan Bapak. Namun, dia langsung jawab, tidak… saya akan tanda tangani semua bukunya selama saya bisa. Dan benar saja, setumpuk buku milik murid dan guru ludes dia tanda tangani semuanya.

SAM_1189

Ya, begitulah. Saya belajar banyak lagi dari lelaki ini. Seorang sederhana yang tak membela siapapun selain rasa kemanusiaan, ajaran Tuhan yang paling hakiki.

 

Hadiah dari Aya

Sudah lewat beberapa hari dari 4 Mei, eh masih ada kejutan datang.

Ini dari Anindya Putri Pramadi, muridku di kelas 10D. Doanya manis betul. ❤

photo (9)

Cerita 4 Mei Tahun Ini

Seumur-umur belum pernah merasa sedih saat ulang tahun. Meskipun nggak pernah selalu ada acara khusus, tanggal ultah biasanya aku sambut bahagia. Selalu ada aja keluarga, kumpulan teman, atau murid satu kelas yang membuat tanggal itu jadi raya.

Tahun ini beda. Rasa sedih mulai menekan sejak awal bulan. Entah, rasanya kali ini benar-benar baru melepas masa remaja. Bhay 30, welcome 31. Ada banyak ketakutan dan kecemasan yang datang. Ada banyak keinginan yang dibarengi penderitaan. Ngerti sih teorinya, hidup harus dibawa bersyukur, harus banyak ikhlas, harus banyak bahagia di pikiran, tapi… melaksanakan segala teori itu tidak mudah. Oke, niat bisa kencang di hari ultah, tapi membuatnya kencang sepanjang tahun berjalan itu yang susah.

Lalu, pagi tanggal 3 Mei, aku dipeluk suami. Dia tanya aku mau apa buat ultah besok. Aku cuma bisa jawab dengan tangis. Pagi itu aku datang bulan lagi. Kami berdoa dalam hati masing-masing, dan ditutup dengan ucapannya, “Sabar ya…”

Lalu, pagi ini tanggal 4 Mei. Haru datang lagi ketika buka Fb notifikasi, ada pesan dari murid alumni di negeri seberang. Pengingat lagi bahwa Bapak pernah kasih aku nama sekeren ini.

photo (1)

Lalu subuh pesan singkat dari Bapak datang. “Mengenang peristiwa anak manusia yang lahir di dunia sekarang sudah dewasa. Selamat semoga sehat, selalu murah rizki, doa orang tua selalu mengiringi.” Tangis pecah lagi. Setelah dapat pengingat-pengingat itu, aku yang tadinya mau break berobat kandungan yang sudah jalan dua tahun ini, jadi kembali yakin untuk meneruskan. Oke, sore nanti datang ke dokter obgyn lagi.

Lalu, pagi ini, di ruang kantor guru, nangis lagi ketika ada rekan departemen Bahasa Indonesia yang mengucapkan selamat ulang tahun. Nangis yang beneran nangis! Mereka bingung karena aku dikenal tukang nyengir di sekolah. Sampai akhirnya dipeluk seorang guru Biologi perempuan, yang kepadanya aku harus bercerita dan berguru, bagaimana bisa tegar dan tabah menghadapi hasrat punya bayi. Yeah, hari melodrama.

Lalu, begitu sampai kelas untuk CA time (jam wali kelas), ruang kelas gelap, tidak ada satu pun muridku di sana. Ah, becanda nih. Emang masih jaman ya bikin surprise yang bikin kesel orang yang lagi ultah? Sampai aku kirim pesan di grup line: “I have bad day and you all make it worst.” KZL!  Lalu aku balik ke ruang guru, dan mereka mengejar. Takut takut ketuk pintu, dan ternyata satu kelas datang bawa kue berlilin dan bunga. Ya lalu nangisku kembali PETJAH!  Gemes-gemes gimana gitu lho. Mengutip apa kata salah satu murid paling ndregil, “sebandel-bandelnya kita, masih inget dong kapan tanggal ultah CA (wali kelas)nya!”  Iya, iya, bisaan. :’)

photo (6)

Bunga dari muridku, Rayi, dan pantun nasi uduk. 😀

Itu tadi tangis ke berapa ya? Setelah itu badan capek banget. Kayak habis olahraga, lari pagi keliling kampung Lengkong Karya. Tapi hari ini masih panjang. Tahun ini juga masih panjang. Semoga semangat “HAPPY” di kata happy birthday itu selalu ada. ❤

photo 1 (9)

Kue dari murid kelas 10D, yang langsung dicomot-comotin coklatnya. “Kenapa angkanya 1?” tanyaku. Jawab Tika, “Itu tanda 1 tahun kita bersama…” #eaaa #baper

photo 2 (8)

Ini nih kelas 10D yang sok mau kasih kejutan tapi malah bikin baper. Tapi siangnya aku udah ketawa-ketawa lagi sih. :))

photo (7)

Kado dari departemen Bahasa Indonesia HS. Isinya Soe Hok Gie banget. Harus ke gunung segera!                                                      “Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar, terimalah dan hadapilah.”      -Gie

 

 

 

Menggambar UN 2016

Laporan pandangan mata yang selalu awas.

Hari pertama

photo 1 (7)

Hari kedua

photo 2 (6)

Hari ketiga

photo 3 (1)

Menggambar Kesedihan

photo 2 (5)

Ini Gemintang, keponakan saya. Usianya empat tahun. Beberapa pekan lalu saya main dengan dia di rumah Depok. Dia minta diajari menggambar orang. Saya pun menggambar, lalu dia meniru tahapannya. Setelah jadi satu-dua gambar orang senyum, saya ajak Gemintang menggambar ekspresi wajah lain. Nah, ini hasilnya. Wajah sedih. Karya Gemintang itu yang kanan, perempuan yang menangis. Yang kiri gambar saya. 🙂 Yang keren adalah Gemintang kemudian menulis sendiri kalimat di tengah gambar itu.

Tanpa secara khusus menargetkan tujuan pembelajaran “menunjukkan rasa simpati”, Gemintang telah menunjukkannya lewat kata “cupcup”. Ia pasti sadar bahwa “hidup tidak selamanya tersenyum”. Kadang-kadang Gemintang juga menangis, kan? Saya juga bilang, si tante ini juga masih suka menangis, kok. 🙂

 

Tentang Rambut di Toilet

photo (3)

“Cuma mau bilang, yang buang rambut di wastafel tolong dibuang sendiri, dikumpulin + taro di tempat sampah. Do not depend on ISS. It’s your trash.

Thank you,

Whoever you are 🙂

PS: Rambutnya bikin wastafel kesumbat. Kasian ISS.”

 

Ini saya temukan di toilet perempuan di lantai 4 gedung sekolah saya. It’s kinda sweet. Bentuk kepedulian siswa pada pekerja cleaning service yang setiap hari menjaga kebersihan di sekolah.

Kertas ini sudah hampir dua bulan menggantung di tembok. Pernah saya tanya pada ibu petugas kebersihan di situ: kenapa tidak dicopot? Jawabnya sederhana: Nggak apa-apa, saya senang dibantu begini. 🙂

Dari 10D

Coba baca  notes dari murid 10D ini, maka kau akan bisa menduga seberapa ngos-ngosannya saya jadi wali kelas tahun ini. 🙂  
   
  

  

A Note from Lovely Man

 
Ini epic sekali pemirsa! A NOTE FROM DONNY DAMARA! 😄 Iyaa jadi ceritanya ini dikasih murid kelas 10 yang minggu lalu kutugaskan melakukan wawancara.  Johan, Farrell, dan Andra dari kelas 10F, mereka ketemu Donny Damara di Citos dan mengajukan pertanyaan yang sudah disiapkan. Donny sudah kasih pesan sebelumnya, ia ingin ditanya pertanyaan yang “nggak standar”. Jadilah tiga murid saya degdegan seru menyiapkan pertanyaan panduan. Setelah ketemu Donny langsung, Johan bilang, “Ternyata Om Donny orangnya baik banget. Asyik. Seru. Jadi nggak takut lagi ngobrolnya.”

Nah, pengalaman belajar ini yang saya harap terjadi. Dan benar telah tercipta. Senang rasanya. Apalagi dapat note cantik dari Mister Lovely Man itu. 🙂

Great Teacher or Great School?

Research shows that there is only half as much variation in student achievement between schools as there is among classrooms in the same school. If you want your child to get the best education possible, it is actually more important to get him assigned to a great teacher than to a great school. – Bill Gates

denzel

Jenjenn

IMG-20110510-00627