Cerpen dan Ilustrasi
“Mengapa gambarnya begitu?”
Murid sering menanyakan ini kepada saya ketika membaca buku kumpulan cerpen. Tentu saya lemparkan balik pertanyaan itu kepada mereka, “menurutmu kenapa?” Jawaban mereka bermacam-macam, kebanyakan tentu saja merujuk pada kedekatan hubungan isi cerpen. Kadang mereka mengajukan ide gambar lain yang menurutnya lebih baik.
Pertanyaan itu juga sempat terucap ketika saya bersama murid kelas 10 membaca cerpen “Ayat Keempat” karya Joni Syahputra di buku Cerpen KOMPAS Pilihan 2009. Di sana ada ilustrasi karya Budi Kustarto yang melukiskan seorang lelaki berkepala buntung. Kepalanya dipegang sendiri di tangan kiri, sementara tangan kanan memegang keris. Beberapa murid mengatakan gambar itu persis betul dengan tokoh Johan yang dibicarakan dalam cerpen. Galak dan tegas.
Setelah membaca cerpen, saya ajak murid untuk menganalisis unsur intrinsik cerpen. Sebelumnya, saya minta murid untuk membuat ilustrasi sederhana untuk latar kejadian. Peristiwa dalam cerita terjadi di daerah Solok, Sumatera Barat. Tepatnya, di sebuah rumah gadang. Maka, murid-murid pun menggambar rumah gadang di kertas analisis mereka. Dengan menggambar, mereka jadi sadar betul seperti apa lokasi kejadian dalam cerpen.
Setelah itu, murid menganalisis tokoh protagonis dan antagonis serta mencari karakternya. Namun, sebelumnya saya minta mereka menggambar ilustrasi tokoh. Beberapa anak membayangkan rupa tokoh dengan begitu baik, beberapa lainnya menyerah hanya menggambar stick-man saja. Tidak masalah, yang penting murid telah coba membayangkan tokoh. Ini juga cara yang menyenangkan untuk anak-anak yang punya kesukaan menggambar. Hasilnya bisa mereka pamerkan ke teman sebangku atau sekelas. Atau minimal, kertas analisis mereka jadi lebih menarik sebab ada ilustrasi buatan mereka sendiri.